Desa Wangunharja Jamblang Cirebon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jamblang adalah salah satu desa di kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.
luas wilayah desa Jamblang 133,8 Hektar
Jamblang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Secara geografis Kecamatan Jamblang terletak di bagian utara Kabupaten Cirebon yaitu antara 108.447956 - 108.49356 Bujur Timur, dan antara 6.708326 - 6.634670 Lintang Selatan.
Secara geografis, Kecamatan Jamblang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.
Siapa yang tidak kenal dengan nasi jamblang, makanan khas Cirebon yang seringkali menjadi buruan pencinta kuliner. Ternyata, nasi jamblang ini berasal dari Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.
Desa Jamblang sendiri terletak di bagian barat Kabupaten Cirebon dan memiliki cerita tersendiri mengenai sejarah awal mula terbentuknya desa tersebut.
Budayawan Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat menuturkan Desa Jamblang memiliki sejumlah sejarah pada awal terbentuknya. Lebih lanjut kata dia, usia Desa Jamblang sendiri hampir seusia dengan Cirebon. Hal ini ditandakan dengan adanya sejumlah peninggalan bangunan salah satunya klenteng yang ada di Desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejarah Desa Jamblang hampir sama dengan usia Cirebon, Karena Desa Jamblang merupakan pemukiman warga Tionghoa tertua yang ada di Cirebon, karena di sana ada klenteng," ucap dia saat ditemui detikJabar, Senin (13/11/2023).
Dijelaskannya, kawasan Cirebon sejak abad ke-8 sudah disinggahi oleh kapal-kapal Tiongkok. Salah satu yang populer adalah ekspedisi ekspedisi Laksamana Cheng Ho atau Zheng He pada abad ke-15 di Cirebon.
"Puluhan kapal Cheng Ho berlabuhnya di Pelabuhan Muara Jati, dan mereka tidak hanya melawat ke Cirebon, sebagian orang dari ekspedisi itu juga ada yang tinggal dan bermukim di Cirebon," jelasnya.
Pada zaman itu, sebagian dari orang Tionghoa yang memilih tinggal di Cirebon melakukan perjalanan ke beberapa tempat. Salah satunya ke Desa Jamblang yang lokasinya bagian barat Cirebon. "Orang Tionghoa yang datang ke Cirebon menjelajah dan akhirnya menemukan tempat bermukim, salah satunya di kawasan Jamblang," terangnya.
Meskipun demikian, sejak zaman dahulu masyarakat Cirebon dikenal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Salah satunya masyarakat Desa Jamblang yang sangat menghargai orang asing hingga akhirnya warga Tionghoa tersebut sangat nyaman tinggal di Desa Jamblang. "Dari dulu orang Cirebon sangat menghargai dan menerima orang Tionghoa. Bukan cuma itu aja, sejak dahulu masyarakat Cirebon menerima juga kedatangan orang Arab dan melayu," kata dia.
Pemberian nama Desa Jamblang itu sendiri, lanjut dia, diambil dari nama pohon buah Jamblang. Karena lokasi tersebut merupakan habitat dari pohon buah Jamblang.
"Dinamakan Jamblang karena diambil dari pohon buah Jamblang. Karena dulu desa-desa yang di Cirebon mayoritas diberi nama sesuai habitat pepohonan," ungkapnya.
Melihat sejarah itu, maka tidak heran Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon berencana akan menciptakan wisata sejarah di Desa Jamblang dan sekitarnya. Pasalnya ada sejumlah lokasi yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata, seperti bangunan-bangunan tua (heritage) yang dianggap memiliki nilai sejarah diantaranya Klenteng. Selain itu, juga terdapat sentra kerajinan gerabah yang berlokasi di Desa Sitiwinangun yang lokasinya tidak jauh dari Desa Jamblang.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Asal Usul Nasi Jamblang Khas Cirebon
Kota Cirebon dikenal dengan keberagaman kuliner khasnya yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung. Salah satu hidangan yang patut dicoba adalah Sega Jamblang atau yang lebih dikenal sebagai nasi Jamblang. Kuliner ini dapat ditemukan di sepanjang jalan Pantura Cirebon, bahkan hingga di pusat Kota Cirebon, baik dalam bentuk restoran maupun tenda di pinggir jalan. Ciri khas dari kuliner tradisional ini terletak pada penggunaan daun jati untuk membungkus nasi, memberikan tekstur nasi yang lezat. Satu porsi nasi biasanya setara dengan satu kepal tangan, dan ukurannya yang kecil membuat pengalaman makan menjadi lebih unik. Untuk menikmatinya, biasanya setidaknya dua bungkus nasi diperlukan, sementara aneka lauk disajikan secara prasmanan.